Tunggul, 13 Februari 2025 – Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pencegahan stunting, Pemerintah Desa Tunggul mengadakan sosialisasi bertajuk “Makan Bergizi untuk Generasi Bebas Stunting”. Kegiatan ini berlangsung di rumah salah satu warga di Dukuh Tawangsari dan dihadiri oleh para ibu hamil, ibu menyusui, serta keluarga dengan balita.
Acara ini diisi oleh bidan desa Tunggul, Ibu Indah Fitriani, Amd. Keb., yang bertugas di Puskesmas Pembantu (Pustu) setempat. Dalam penyampaiannya, beliau menjelaskan bahwa stunting merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis sejak masa kehamilan hingga usia dua tahun. Stunting dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, keterlambatan perkembangan otak, serta meningkatkan risiko penyakit di kemudian hari. Oleh karena itu, penting bagi keluarga untuk memastikan asupan gizi yang cukup bagi ibu hamil dan anak-anak, terutama dalam dua tahun pertama kehidupan anak atau yang dikenal sebagai periode emas.
Selain memberikan edukasi mengenai gizi seimbang, Ibu Indah Fitriani juga mempraktikkan cara menyusun menu makanan bergizi yang mudah diterapkan di rumah. Ia menekankan pentingnya konsumsi protein hewani seperti ikan, telur, dan daging, serta sayur dan buah yang mengandung vitamin dan mineral esensial. Para peserta juga diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan bertanya mengenai kendala yang mereka hadapi dalam menyediakan makanan bergizi bagi keluarga mereka. Beliau menegaskan bahwa pemenuhan gizi yang baik harus dilakukan sejak masa kehamilan agar bayi lahir dalam kondisi sehat dan tidak mengalami gangguan pertumbuhan. Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa pola makan yang tidak seimbang, pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang tidak sesuai, serta kurangnya variasi makanan dapat meningkatkan risiko stunting pada balita.
Selain faktor makanan, kebersihan lingkungan juga menjadi aspek penting dalam mencegah stunting. Ibu Indah Fitriani mengingatkan bahwa sanitasi yang buruk dapat menyebabkan berbagai penyakit infeksi yang berdampak pada penyerapan nutrisi anak. Oleh karena itu, para peserta juga diberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan rumah, memastikan air minum yang bersih, serta mencuci tangan sebelum makan untuk mencegah penyebaran penyakit.
Rangkaian kegiatan diawali dengan penimbangan balita untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan mereka. Setelah itu, dilaksanakan sosialisasi mengenai pencegahan stunting yang dipandu oleh Ibu Indah Fitriani. Selanjutnya, beliau juga menjelaskan tentang fenomena penyebaran penyakit TBC di Dukuh Tawangsari dan mengedukasi warga desa mengenai langkah-langkah pencegahannya. TBC merupakan penyakit menular yang dapat menyebar melalui udara dan masih menjadi masalah kesehatan yang cukup serius. Warga diajak untuk mengenali gejala awal TBC, seperti batuk berkepanjangan lebih dari dua minggu, nyeri dada, penurunan berat badan drastis, dan berkeringat di malam hari. Beliau juga menjelaskan pentingnya menjaga ventilasi udara di rumah agar sirkulasi udara baik dan tidak menjadi tempat berkembangnya bakteri penyebab TBC. Selain itu, warga diimbau untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala tersebut agar mendapatkan pengobatan sejak dini.
Setelah sesi edukasi, dilakukan pemberian vitamin A kepada balita sebagai langkah pencegahan stunting. Vitamin A memiliki peran penting dalam meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga kesehatan mata, dan mendukung pertumbuhan anak. Sebagai bagian dari program nasional kesehatan anak, vitamin A diberikan secara berkala kepada balita untuk mendukung daya tahan tubuh dan pertumbuhan mereka. Para orang tua juga diberikan pemahaman mengenai manfaat jangka panjang dari pemberian vitamin A secara rutin dan bagaimana asupan vitamin A juga bisa diperoleh dari makanan seperti wortel, bayam, dan hati ayam.
Acara kemudian dilanjutkan dengan penyerahan vendel sebagai bentuk apresiasi kepada peserta yang aktif dalam diskusi. Momen ini menjadi simbol penghargaan bagi masyarakat yang berkomitmen untuk menerapkan pola hidup sehat demi anak-anak mereka. Kegiatan ini ditutup dengan sesi dokumentasi bersama sebagai kenang-kenangan bagi para peserta dan penyelenggara. Dokumentasi ini juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi warga lainnya agar semakin peduli terhadap kesehatan anak-anak mereka serta terus berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan edukatif seperti ini di masa mendatang.







